Skip to main content

Installasi Laravel 9 atau 10

percabangan dengan kondisi case

 

Pengertian SWITCH CASE Bahasa C++

Kondisi SWITCH CASE adalah percabangan kode program dimana kita membandingkan isi sebuah variabel dengan beberapa nilai. Jika proses perbandingan tersebut menghasilkan true, maka block kode program akan di proses.

Kondisi SWITCH CASE terdiri dari 2 bagian, yakni perintah SWITCH dimana terdapat nama variabel yang akan diperiksa, serta 1 atau lebih perintah CASE untuk setiap nilai yang akan diperiksa.

Berikut format dasar penulisan kondisi SWITCH CASE dalam bahasa C++:

switch (nama_variabel) {
  case 'nilai_1':
    // Kode program yang dijalankan jika nama_variabel == nilai_1
    break;
  case 'nilai_2':
    // Kode program yang dijalankan jika nama_variabel == nilai_2
    break;
  case 'nilai_3':
    // Kode program yang dijalankan jika nama_variabel == nilai_3
    break;
  ...
  ...
  default:
     // Kode program yang dijalankan jika tidak ada kondisi yang terpenuhi
}

Di awal kode program, terdapat perintah SWITCH untuk menginput variabel yang akan diperiksa. Kemudian terdapat beberapa perintah CASE yang diikuti dengan sebuah nilai.

Jika isi dari nama_variabel sama dengan salah satu nilai ini, maka blok kode program akan dijalankan. Jika ternyata tidak ada kondisi CASE yang dipenuhi, blok default di baris paling bawah-lah yang akan dijalankan.

Di dalam setiap block case, diakhiri dengan perintah break agar struktur CASE langsung berhenti begitu kondisi terpenuhi. Mari langsung lihat contoh prakteknya.

Contoh Kode Program SWITCH CASE Bahasa C++

Dalam tutorial sebelumnya, terdapat kode program untuk menampilkan nilai dengan struktur IF ELSE IF. Kita akan coba konversi menjadi bentuk SWITCH CASE.

Berikut saya tampilkan kembali kode program dengan struktur IF ELSE IF:

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
#include <iostream>
 
using namespace std;
 
int main()
{
  char nilai;
 
  cout << "Input Nilai Anda (A - E): ";
  cin >> nilai;
 
  if (nilai == 'A' ) {
    cout << "Pertahankan!" << endl;
  }
  else if (nilai == 'B' ) {
    cout << "Harus lebih baik lagi" << endl;
  }
  else if (nilai == 'C' ) {
    cout << "Perbanyak belajar" << endl;
  }
  else if (nilai == 'D' ) {
    cout << "Jangan keseringan main" << endl;
  }
  else if (nilai == 'E' ) {
    cout << "Kebanyakan bolos..." << endl;
  }
  else {
    cout << "Maaf, format nilai tidak sesuai" << endl;
  }
 
  return 0;
}

Program yang sama bisa dikonversi ke dalam bentuk SWITCH CASE berikut ini:

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
#include <iostream>
 
using namespace std;
 
int main()
{
  char nilai;
 
  cout << "Input Nilai Anda (A - E): ";
  cin >> nilai;
 
  switch (nilai) {
  case 'A':
    cout << "Pertahankan!" << endl;
    break;
  case 'B':
    cout << "Harus lebih baik lagi" << endl;
    break;
  case 'C':
    cout << "Perbanyak belajar" << endl;
    break;
  case 'D':
    cout << "Jangan keseringan main" << endl;
    break;
  case 'E':
    cout << "Kebanyakan bolos..." << endl;
    break;
  default:
    cout << "Maaf, format nilai tidak sesuai" << endl;
  }
 
  return 0;
}

Hasil kode program:

Input Nilai Anda (A - E): A
Pertahankan!
 
Input Nilai Anda (A - E): D
Jangan keseringan main
 
Input Nilai Anda (A - E): E
Kebanyakan bolos...
 
Input Nilai Anda (A - E): F
Maaf, format nilai tidak sesuai

Di baris 10 terdapat perintah untuk meminta user menginput salah satu huruf antara ‘A’ – ‘E’. Nilai huruf ini kemudian disimpan ke dalam variabel nilai yang sudah di set ber tipe data char.

Kondisi SWITCH CASE dimulai pada baris 12. Di sini terdapat perintah switch (nilai) yang artinya kita ingin memeriksa isi dari variabel nilai. Seluruh block SWITCH berada di dalam tanda kurung kurawal yang dimulai dari baris 12 sampai 30.

Di baris 13 terdapat perintah case ‘A’: Ini artinya jika variabel nilai berisi karakter ‘A‘, maka jalankan isi dari block CASE, yakni perintah cout << “Pertahankan!” << endl. Lalu terdapat perintah break di baris 15 agar struktur CASE lain tidak perlu di proses lagi.

Di baris 16 terdapat perintah CASE kedua, yakni case ‘B’:. Sama seperti sebelumnya, blok ini akan dijalankan jika variabel nilai berisi huruf ‘B‘. Demikian seterusnya sampai case ‘E’ : di baris 25.

Jika ternyata tidak ada nilai yang sesuai, maka block default di baris 28 yang akan di eksekusi.

Struktur SWITCH CASE ini terlihat lebih rapi daripada struktur IF ELSE IF, dan kadang kala bisa lebih efisien. Namun SWITCH CASE juga memiliki batasan, dimana tidak bisa dipakai untuk kondisi yang lebih kompleks seperti perbandingan dengan tanda lebih besar dari ” > “, maupun penggabungan kondisi.

Kita tidak bisa membuat struktur CASE seperti berikut:

1
2
3
4
// ini akan error
case > '90':
  System.out.println("Pertahankan!");
  break;

Kondisi perbandingan di atas hanya bisa ditulis menggunakan struktur IF. Sehingga jika kondisi yang diperiksa cukup rumit, maka terpaksa harus menggunakan struktur IF ELSE IF.

Struktur SWITCH CASE yang kita pelajari kali ini hanya cocok untuk operasi perbandingan sederhana, dimana nilai yang diperiksa hanya terdiri dari nilai yang tetap.


Dalam tutorial ini kita telah membahas pengertian dan cara penggunaan struktur SWITCH CASE dalam bahasa pemrograman C++. Selanjutnya akan disambung dengan struktur perulangan (loop), yang diawali dengan perulangan FOR terlebih dahulu.

 

ssumber : https://www.duniailkom.com/tutorial-belajar-c-plus-plus-percabangan-kondisi-switch-case-bahasa-c-plus-plus/

 

 

Comments

Unknown said…
Assalamualaikum
Muhammad Zakky Zalfa
X TKJ 4
Wulan Jamilah said…
Wulan jamilah
"SUDAH"

Popular posts from this blog

Menampilkan peta .shp dengan MS4W

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BANDARA YANG ADA DI INDONESIA Cara pembuatan mapserver dengan menggunakan pmapper 4.2.1 Untuk membuat mapserver kita harus mempunyai dulu pmapper disini saya menggunakan pmapper 4.2.1. Cara pertama untuk membuat mapserver simpan folder mapserver for window ( MS4W) di folder drive (mau di drive C, D, E dan seterusnya). Ingat jangan menyimpan MS4W di sub drive (di folder lain dalam drive) untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini : Pada gambar diatas MS4W disimpan pada folder D. setelah MS4W disimpan di folder D lalu buka folder tersebut dan buka folder Apache-bin-httpd seperti pada gambar dibawah ini sehingga muncul seperi koment prompt yang menunjukan bahwa apache mapserver telah aktif Catatan : ingat untuk menjalankan httdp semua database yang ada pada komputer kita harus dimatikan terlebih dahulu baik itu XAMPP, IIS, dan yang lainnya. Jika httpd diatas dijalankan maka akan muncul tampilan seperti ini. Setelah httpd tampil coba ...

aplikasi RFID

Komponen yang di gunakan : Arduino uno  RFID RC522 2x Led 2x Resistor 220 ohm kabel jumper lampu 220v dan fitting lampu / solenoid door lock 12v Kabel power 220v (jika output nya lampu 220v) papan percobaan Relay 5v arduino jika sudah lanjut saja untuk merangkai semua komponen nya di arduino uno: Yang pertama rangkai yang paling mudah yaitu led dan relay nya. relay di pin 8 led di pin 2 dan 3 Lanjut pasang RFID ke arduino uno nya jangan lupa sumber RFID 3,3V  jika sudah di rangkai semua lanjut untuk mengupload code nya ke arduino uno, sebelum upload code RFID ke arduino uno jika teman-teman baru pertama kali menggunakan RFID di arduino uno HARUS masukan library nya ke arduino uno bisa di Download  Klik Di sini Cara memasukan Library ke arduino uno: https://bitcoinclix.net/468x60.gif  masuk ke Sketch > include library>Add.zip library terus cari library yang sudah di download dari AT-MO BLOG jika be...

Menampilkan Peta dari Database Mysql

Oke pada postingan kali ini saya akan coba berbagi ilmu bagaimana cara-cara menampilkan peta geometry (polygon) dari database MYSQL kedalam mapserver. Dari dulu kebanyakan kita mengenal cara pembuatan mapserver dengan menggunakan media peta dengan format peta .shp, nah sekaranga saya akan coba menjelaskan bagaiman kita membuat dan menampilkan peta yang diambil dari database. Apa sih keunggulan menampilkan peta dari database??? nah pertanyaan ini sangat berguna sekali. jawaban dari pertanyaan itu adalah, dengan menggunakan database maka peta yang kita buat akan menjadi peta yang dinamis, sehingga jika kita membuat pewarnaan peta berdasarkan data numerik maka pewarnaan itu akan menjadi dinamis sesuai dengan data yang diinput Nah langsung aja ke TKP. 1. untuk mengkonversi data Geometry kedalam database MySQL kita harus mendownload terlebih dahulu shp2MySQL download disini shp2mysql . kemudian extract file shp2Mysql kedalam direktori sesuai dengan direktori yang anda inginkan contoh D:s...